Under Your Umbrella, I Fall in Love #7

#np Daughtry – Used To

I look around me,

And I want you to be there

‘Cause I miss the things that we shared

 

Pedrosa Rebut Pacar Marquez?

            Marc Marquez memang berhasil mempertahankan mahkota juara dunianya tahun ini, namun sepertinya hubungan cintanya tak berjalan semulus karirnya yang gemilang. Aviva Artzy, gadis yang cinlok dengan Marquez sejak menjadi umbrella girl-nya pada perhelatan GP Sachsenring lalu, terlihat memayungi pembalap lain di starting grid GP Jepang hari ini.

            Artzy tampak tersenyum bahagia sembari memegang payung di samping pembalap Spanyol Dani Pedrosa, yang tak lain adalah rekan setim Marquez sendiri. Hal ini menimbulkan spekulasi di kalangan fans—apakah Pedrosa telah merebut pacar Marquez? Sementara baik Pedrosa maupun Marquez sama-sama bungkam ketika ditanya perihal masalah ini.

            Dani Pedrosa kini berada di posisi dua klasemen sementara, terpaut 102 poin dengan juara dunia MotoGP 2014 Marc Marquez. Posisinya masih mungkin digusur Valentino Rossi yang menempati urutan ketiga dengan jarak 34 poin darinya dan Jorge Lorenzo di posisi empat dengan jarak 36 poin.

 

Pusat perhatian GP Motegi, Jepang pada siang hari itu bukanlah sang juara dunia yang akan mengawali balapan dari pole position. Kamera-kamera justru mengarah pada pembalap yang menempati posisi start ketiga.

Tentu bukan tanpa alasan. Sejak naik ke kelas para raja, baru kali ini Dani Pedrosa menggunakan jasa seorang umbrella girl untuk memayunginya di lintasan sebelum balapan. Biasanya ia lebih memercayakan salah seorang kru mekaniknya untuk memegang payung di sisinya. Aneh memang, padahal jelas cewek-cewek cantik berbaju minim lebih enak dipandang daripada laki-laki paruh baya berseragam Repsol.

Alasan lain, karena gadis cantik yang memayungi Dani sebelumnya diketahui adalah kekasih dari rekan setimnya sendiri yang baru saja merengkuh titel juara dunia keduanya. Padahal sebelumnya, keduanya begitu getol memperlihatkan kemesraan di depan kamera. Si gadis tidak pernah absen menemani sang juara dunia di tiap balapan mulai dari GP Indy sampai dengan GP Aragon. Namun kali ini, ia berpaling ke lain hati dan lebih memilih memayungi pembalap lain daripada kekasihnya yang dulu.

 

***

 

Marc menatap Dani dan Aviva yang berdiri bersebelahan di seberangnya dengan nanar. Balapan akan dimulai dua menit lagi. Biasanya, Aviva-lah orang terakhir yang akan menemaninya sebelum balapan. Namun kali ini, berhubung Aviva mendadak mengatakan ia tak akan menjadi umbrella girl Marc lagi, HRC akhirnya memakai jasa salah seorang Repsol Girls sebagai penggantinya. Gadis itu berdiri di sebelah Marc, menggenggam erat payung di tangan kanannya. Namun Marc sama sekali tidak meliriknya. Pandangan matanya melayang jauh menuju starting grid nomor tiga.

Pun setelah selesai balapan, Marc merasa ada yang kurang. Biasanya Aviva akan turut menemuinya di parc ferme dan memeluknya. Kini gadis itu hanya menatapnya sekilas dan lebih memilih memeluk kekasih barunya yang berhasil menempati podium teratas GP Motegi. Senyum dan tawa renyah gadis itu terasa mengiris-iris hati Marc.

Dalam perjalanan kembali ke paddock, Marc harus menelan semua rasa kecewanya saat ia melihat Dani dan Aviva bergandengan tangan. Biasanya, dirinyalah yang akan berdiri di samping Aviva, membimbingnya menuju paddock dan saling melempar senyum satu sama lain. Walau Marc tahu senyum Aviva palsu dan hanya ditunjukkan demi sandiwara, namun diam-diam dia selalu mengagumi lengkung bibir gadis itu.

Entah mengapa, Marc mulai merindukan saat-saat ketika Aviva menggenggam erat tangannya…

 

***

 

GP selanjutnya akan berlangsung seminggu lagi. Semua tim MotoGP, Moto2 dan Moto3 memutuskan segera berkemas pulang dan mempersiapkan diri menjelang GP Phillip Island, Australia. Tak terkecuali tim Repsol Honda. Namun, Marc memilih naik penerbangan esok pagi, berbeda dengan kru mekaniknya yang sudah lebih dulu menuju Australia malam ini. Ia ingin menikmati waktu sedikit lebih lama di Tokyo sebelum lepas landas meninggalkan Negeri Matahari Terbit ini.

Marc berdiri di balkon hotelnya sambil memperhatikan lalu lintas jalanan di Tokyo pada malam hari. Benaknya masih dipenuhi gambaran Aviva dan Dani yang hari ini lengket tak terpisahkan. Ia merasa janggal melihat kedekatan mereka. Ia merasa ada yang salah dengan itu. Karena seharusnya, dialah yang berada di dekat Aviva. Dialah yang dihampiri Aviva di parc ferme dan digandeng sepanjang pitlane menuju paddock, bukan orang lain.

Marc meremas rambut dengan kesal. Ia mengorek-ngorek perasaannya dan menemukan setitik cinta yang entah sejak kapan mulai tumbuh untuk gadis itu. Gadis yang dibayarnya untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Gadis yang dijadikannya tameng supaya hubungan sebenarnya dengan Carmen tidak tercium siapapun.

Ah…Carmen? Bahkan Marc sudah tidak pernah mendengar kabarnya lagi sejak mereka resmi putus beberapa minggu lalu. Kalau boleh jujur, Marc sebenarnya sudah tidak terlalu peduli lagi pada Carmen sejak mereka memutuskan untuk backstreet di awal tahun silam. Ia memacari Carmen hanya karena gadis itu menarik dan mau melakukan apa saja untuknya. Apa saja…termasuk tidur dengannya.

Tapi Aviva…Aviva berbeda. Sangat jauh berbeda dengan Carmen. Dia polos. Tatapan matanya tidak pernah menunjukkan kebohongan. Tapi justru kepolosannya itulah yang menjadikannya menarik dan akhirnya membuat Marc jatuh hati padanya.

Marc meremas rambutnya sekali lagi. Sudah terlambat jika hari ini ia mengakui kalau ia menyukai Aviva. Gadis itu membencinya. Dan sekarang dia sudah punya Dani yang jelas lebih segala-galanya dari Marc. Dani tidak akan membayar Aviva untuk melakukan apapun. Tidak akan memanfaatkannya untuk tujuan apapun. Dani yang mencintai Aviva tulus ikhlas apa adanya.

Ditatapnya layar ponselnya. Pukul 22.00. Pesawat pasti sudah berangkat dari tadi, terbang membawa anggota timnya menuju benua kanguru. Sementara ia masih berdiri terdiam di sini, merutuki nasibnya sendiri. Dimasukkannya handphone putih itu ke dalam saku celana, lalu kembali memperhatikan lalu lalang kendaraan di bawah sana.

Pikiran Marc baru teralih saat handphonenya berbunyi nyaring. Ada telepon masuk. Ia mengambil handphone dari dalam saku dengan malas. Siapa sih malam-malam begini menelepon?!

Napasnya tercekat saat melihat nama yang tertera di layar handphone. Segera diangkatnya telepon itu. Marc bahkan bisa mendengar suara degup jantungnya sendiri yang bertalu-talu saat orang di seberang sana berbicara.

“APA?! Baiklah. Kau tunggu di situ! Aku segera ke sana!”

 

 

 

…to be continued

8 thoughts on “Under Your Umbrella, I Fall in Love #7

  1. Duh! Dari pada si Marc galau mulu, mending cari aja lagi yang baru 😀 *tunjuk2 diri sendiri* menegangkan..siapa ya, yang nelepon Marc? cuman kependekan terus, narasinya kurang..*mulai sok tau! -_-* overall keren banget 😀

Leave a comment